/*cuma komen kok
*/

Puasa Tasu'a dan Asyuro

Kamis, 22 November 2012
FAEDAH : PUASA TASU’A dan ASYURO 9,10 MUHARROM

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) di bulan Allah (bulan) Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib (lima waktu) adalah shalat malam.“[HR Muslim (no. 1163)].
Adalah Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu yang menceritakan kisah ini kepada kita sebagaimana yang terdapat di dalam Shahih Bukhari No 1900,
Yahudi melakukan puasa di hari ‘Asyura. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bertanya, “Hari apa ini?”. Orang-orang Yahudi menjawab, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Bani Israil dari musuhnya, maka Musa ‘alaihissalam berpuasa pada hari ini. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Musa dari kalian (kaum Yahudi). Maka beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummatnya untuk melakukannya”. [HR Al Bukhari]

Dan dari Aisyah radiyallahu ‘anha, ia mengisahkan,
“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. [HR Al Bukhari No 1897]
beliau bersabda,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Kalau aku masih hidup tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram (bersama 10 Muharram).” [HR Muslim (no. 1134)]
Dari Ibn Abbas ra, beliau mengatakan: “Saya tidak pernah melihat Nabi saw memilih satu hari untuk puasa yg lebih beliau unggulkan dari pada yg lainnya kecuali puasa hari 'Asyura' (puasa tanggal 10 Muharam) dan puasa bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw tidak suka kalau hanya dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram saja. Beliau ingin berbeda dgn kaum Yahudi yg juga punya kebiasaan bershaum ‘Asyura`. Maka beliau menginginkan untuk melaksanakannya pada tanggal 9 dan 10 Muharam.

Hal ini sebagaimana dituturkan oleh ‘Abdullah bin ‘Abbas ra : Ketika Rasulullah saw bershaum pada hari ‘Asyura' dan memerintahkan untuk bershaum pada hari itu, para sahabat berkata : “Itu adalah hari yg diagungkan oleh Yahudi dan Nashara”. Maka Rasulullah saw bersabda : “Bila tiba tahun depan Insya Allah kita (juga) akan bershaum pada hari ke-9 (bulan Muharram). Namun belum sampai tahun depan Nabi saw telah wafat". (HR. Muslim no. 1134)

Oleh karena itu ‘Abdullah bin ‘Abbas ra menegaskan :
صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ.

“Bershaumlah pada hari ke-9 dan ke-10, berbedalah dgn kaum Yahudi!”. (HR. ‘Abdurrazzaq dalam Mushannaf - nya 7839, Al-Baihaqi IV/287. Diriwayatkan juga oleh At-Tirmidzi dalam Sunan-nya di bawah hadits no. 755)
Jadi berpuasalah tanggal 9 & 10 Muharam atau hanya tanggal 10 Muharam saja pun tidak mengapa, namun lebih utama shaum 2 hari, tanggal 9 & 10 Muharam.
Adapun Fadhilah shaum 'Asyura',
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang shaum pada hari Asyura`, maka beliau menjawab :
“(Shaum tersebut) menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.” [HR. Muslim 1162)

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih

Sri Indra Farlina S.Kom (2012)

School Myspace Comments